Fotografi dan jenis fotografi
Landscape Photography
Keindahan alam merupakan anugerah dari Tuhan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Kamu bisa mempraktikkan landscape photography dengan memotret pemandangan alam seperti pantai atau gunung. Agar hasil landscape photography bagus, kamu perlu mempertimbangkan moment yang tepat untuk memotret. Misalnya ketika saat matahari terbit atau tenggelam jika cuaca sedang cerah.
Foto
Abstrak : Aliran
abstrak dalam fotografi sebenarnya bisa disebut sebagai aliran para pemuja
komposisi. Dengan demikian, seorang fotografer yang akan membuat foto abstrak
akan mengisi kanvasnya dengan sebuah komposisi yang dilihatnya di alam.
Fine Art
Photography :
Fotografi tipe ini bertujuan untuk menangkap visi dari suatu karya seni.
Biasanya tipe ini banyak ditemukan pada pameran dan museum.
Wildlife Photography
Memotret kehidupan alam liar di habitat aslinya sungguh menantang bagi siapa saja. Di alam liar, kamu akan bertemu secara langsung dengan aneka jenis hewan yang bebas berkeliaran. Tentu saja itu memberikan sensasi tersendiri dan bisa memicu adrenalin. Apalagi jika hewan yang kamu temui adalah satwa buas seperti si raja hutan misalnya. Jenis fotografi ini umumnya hanya dilakukan oleh para fotografer profesional yang menjadi kontributor sebuah media.
Fashion Photography
Keindahan desain pakaian seperti baju dengan aneka motif, celana maupun aksesoris fashion lainnya menjadi titik fokus utama dalam fashion photography. Memang tak bisa dipungkiri, peran model menjadi signifikan dalam fashion photography yang membuatnya sering dicampuradukkan dengan portrait photography. Keduanya bisa saja hadir dalam waktu yang bersamaan karena sama-sama menampilkan orang. Namun, dalam fashion photography yang menjadi penekanan adalah desain pakaian agar orang yang melihatnya tertarik untuk membeli.
Portrait
Photography
Setiap orang memiliki karakteristik dan kepribadian yang unik. Itulah yang menjadi kekuatan utama portrait photography. Bukan semata menampilkan foto orang semata, portrait photography yang baik mampu menangkap ekspresi, mimik, kepribadian, suasana hati seseorang agar foto yang dihasilkan lebih berkesan. Untuk itu, wajah seseorang menjadi fokus utama agar kesan emosional dapat dimunculkan. Meski demikian, hal-hal lain seperti latar belakang, pencahayaan maupun gesture juga tak bisa dilupakan.
Street Photography
Realitas yang terjadi di jalanan merupakan prinsip utama dalam aliran street photography. Mungkin terlihat sama dengan human interest maupun photojournalism. Beberapa genre fotografi tersebut memang saling bertautan. Namun ada ciri khusus yang membedakan street photography dengan jenis fotografi lainnya. Street photography merupakan suatu pendekatan yang berusaha menampilkan realitas sesungguhnya yang terjadi di ruang publik secara spontan.
Jenis
Fotografi - Photojournalism/Journalism Photography
Jenis fotografi ini umumnya dilakukan oleh fotografer yang menjadi kontributor sebuah media. Tujuan utama journalism photography yaitu menyajikan foto yang memiliki cerita atau nilai berita. Kemudian, foto tersebut digunakan untuk keperluan penayangan berita atau publikasi di media massa. Subjek-subjek yang diambil untuk photojournalism merupakan hal-hal atau kejadian yang terjadi di sekitar kita. Prinsip utama dalam photojournalism yaitu foto yang dihasilkan merupakan kejadian sesungguhnya yang tanpa rekayasa dan tanpa memihak.
Still Life Photography
Tantangan terbesar yang dihadapi sang fotografer dalam menerapkan still life photography yaitu bagaimana membuat objek atau benda mati terlihat lebih hidup. Dengan kata lain, subjek yang difoto tidak hanya menampilkan benda mati semata. Lebih dari itu, still life photography mampu bercerita kepada penikmat foto lewat komposisi, properti, dan pencahayaan yang bagus. Layaknya lukisan, still life photography terlihat abstrak namun mempunyai makna atau maksud tertentu di baliknya. Jenis fotografi ini sering digunakan untuk keperluan komersial seperti iklan dengan menonjolkan bentuk atau tampilan produk.
Wedding/Event
Photography
Event pernikahan merupakan moment langka yang mungkin terjadi satu kali seumur hidup. Untuk itulah, moment tersebut menjadi sangat spesial bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya dan perlu diabadikan. Lalu muncullah istilah wedding/prewedding photography yang mengabadikan pengantin saat berada di pelaminan maupun kejadian-kejadian sesudah maupun setelahnya. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, wedding photography bisa dikategorikan sebagai event photography. Contoh lain event photography yaitu mengabadikan acara wisuda yang menjadi moment spesial tak terlupakan bagi yang menjalaninya.
Jenis
Fotografi - Commercial/Advertising Photography
Kehadiran foto yang menarik dalam sebuah iklan sangat membantu dalam menciptakan image positif di benak audiens. Dan, peran fotografer dalam pembuatan sebuah iklan cetak sangat signifikan. Commercial atau advertising photography sangat luas cakupannya, dan bisa meliputi fashion, still life, food maupun architectural photography. Yang menjadi ciri khusus commercial photography yaitu ia ditujukan untuk kepentingan komersial seperti pembuatan iklan misalnya.
Jenis
Fotografi - Food Photography
Food photography lebih dari sekadar menampilkan makanan dalam piring agar orang merasa lapar atau timbul selera untuk makan. Sang fotografer harus mampu menciptakan komposisi yang bagus dan memperlihatkan detail atau tekstur makanan. Untuk menampilkan tekstur makanan secara detail, faktor pencahayaan yang bagus menjadi hal yang mutlak diperlukan.
Sejarah Fotografi
Th 1614, Angelo Sala menggungakan perak nitrat
yang dibakar oleh sinar matahari dengan kertas dibungkus. Penemuan dengan efek
sinar matahari ini dianggap kurang berguna oleh ilmuwan lain. Th 1717, Johann
Heinrich Schulze, profesor german yang menggunakan botol berisi perak nitrat
dan kapur secara tidak sengaja ada dekat jendela. Campuran ini membuat menjadi
gelap dengan seagian berwarna putih dan membuat garis pada botol. Seorang ahli
kimia, Carl Wilhelm Scheele menemukan ammonia larut dalam perak nitrat tetapi
bukan partikel gelap. Penemuan ini membuat untuk menstabilkan suatu gambar
perak nitrat, ini dianggap sebagai penemuan eksperimen fotografi. Tidak lama
kemudian th 1800 Thomas Wedgwood menangkap gambar dengan kamera obskura. Sayang
Wedgwood keburu meninggal pada uisa 34 th 1805. "Boulevard du
Temple", daguerreotype dibuat olehLouis Daguerre dalam th 1838 sebagai awal
dari foto pertama dengan ada orang di dalam foto. Th 1816 Nicéphore Niépce
menggunakan kertas yang dibungkus perak nitrat berhasil membuat foto dengan
kamera yang kecil.
citra berwarna yang
pertama, Maxwell, 1861
Citra hasil
pemindaian komputer digital, 1957
- 1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subjek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.[1]
- 1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
- 1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
- 1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
- 1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
- 1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
- 1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
- 1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
- 1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
- 1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
- 1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
- 1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
- 1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
- 1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
- 1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
- 1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
- 1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
- 1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
- 1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
- 1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
- 1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
- 1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
- 1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
- 1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
- 1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
- 1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
- 1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
- 1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
- 1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
- 1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
- 1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
- 1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
- 1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
- 1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
- 1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
- 1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
- 1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
- 1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
- 1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
- 1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
- 1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
- 1952 – Era 3-D film dimulai.
- 1954 – Leica M diperkenalkan.
- 1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
- 1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST). [2]
- 1959 – Nikon F diperkenalkan.
- 1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
- 1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
- 1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
- 1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
- 1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
- 1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
- 2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
- 2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
- 2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
- 2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.[2]
Fotografi (dari bahasa
Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
"photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis)
adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai
istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar
atau foto dari
suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada
media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa
cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Teknologi fotografi dimulai dengan
sebuah kotak penangkap bayangan gambar, sebuah alat yang mulanya untuk meneliti
konstalasi bintang yang dipatenkan oleh Gemma Fricius pada 1554. Namun
sebenarnya, cikal bakal teknologi ini adalah seorang ahli filsafat Cina bernama
Mo Ti pada abad ke-5 SM, Aristoteles pada abad ke-3 SM, dan seorang Arab
bernama Ibn Al-Haitham pada abad ke-10 M. Kemudian pada 1558 ilmuwan Italy
Giambattista della Porta menyebut "camera obscura" pada sebuah kotak
kososng yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
Komentar
Posting Komentar